PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT PADA TAHUN 1861 � 1865
Minggu, 07 Januari 2018
Edit
PUTRI ELSA REFNESIA/17A/PIS
1.    Pengertian  Perang Saudara
Perang Saudara di Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 1861  � 1865 di dalam lembaran sejarah Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan istilah  The Civil War. Istilah ini jika  diterjemahkan secara harfiah adalah Perang Warga Negara 1861 � 1865, namun seringkali  diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi Perang Saudara 1861 � 1865 atau  Perang Budak 1861 � 1865. The Civil War 1861  � 1865 diartikan sebagai Perang Warga Negara antara bangsa atau warga negara  yang tinggal di 11 negara bagian yang berada di wilayah selatan yang  memproklamasikan dirinya sebagai negara konfederasi dibawah  pimpinan Presiden Jefferson David berhadapan  dengan warga negara yang berdiam di 23 negara bagian yang berada di wilayah  utara dengan menyebut dirinya sebagai pihak Union di bawah pimpinan Presiden  Abraham Lincoln. The Civil War juga  sering disebut dengan Perang Saudara, karena sebenarnya peperangan ini terjadi  antara sesama warga negara Amerika yang sebelum perang meletus sama � sama  mengakui sebagai bangsa Amerika Serikat. 
Peperangan antara bangsa Amerika Serikat yang tinggal di 23  negara bagian di wilayah utara berhadapan dengan bangsa "Amerika Serikat" yang  tinggal di 11 negara bagian di wilayah selatan. Lantas mengapa dikatakan  sebagai Perang Budak? Hal ini karena secara substansi peperangan initerjadi  antara pihak Union (Utara) yang menghadapi penghapusan sistem perbudakan yang  dianggap melanggar Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, berhadapan dengan  pihak Konfederasi (Selatan) yang tetapmempertahankan sistem perbudakan sebagai  inti tenaga perkebunan yang merupakan basis perekonomian di pihak Konfederasi.
2.      Latar  Belakang Perang Saudara
Terdapat dua faktor  penting yang saling terjalin satu sama lain. Adapun faktor itu adalah masalah  perbudakan dan upaya penghapusan perbudakan di Amerika Serikat. Sejarah  perbudakan yang berlangsung di Amerika Serikat sudah terjadi sejak wilayah itu  menjadi koloni inggris,berlangsung selama dua setengah abad (1619 � 1865). Di  Amerika Serikat sikap orang kulit putih terhadap perbudakan antara orang �  orang utara berbeda dengan orang � orang selatan. Wilayah Utara menentang  terjadinya perbudakan, sedangkan wilayah Selatan pro terhadap perbudakan.  Masalah perbudakan menjadi salah satu faktor penyebab meletusnya Perang Saudara  di Amerika Serikat.
Masalah perbudakan  menjadi fokus perdebatan politik yang sengit diantara kedua wilayah tersebut.  Sikap orang kulit putih di Utara yang antiperbudakan itu menggunakan berbagai  alasan, diantaranya bahwa perbudakaan sesama umat manusia jelas bertentangan  dengan Declaration of Independence.  Segala hak manusia mendapat hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, politik,  dan kehidupan ekonomi. Demikian pula hak � hak kemerdekaan berkumpul dan  mengeluarkan pendapat. Perbedaan sikap orang kulit putih terhadap perbudakan di  kedua wilayah tersebut pada hakekatnya tidak terlepas dari kepentingan politik  dan ekonomi di kedua wilayah tersebut. 
Konstitusi Amerika  Serikat mengamanatkan kepada seluruh warganya untuk hidup berdemokrasi tanpa  memandang ras, status social, kepercayaan maupun bahasa yang digunakan dalam berbangsa,  bernegara, dan bermasyarakat. Praktik � praktik kehidupan rakyat Amerika  Serikat di negara � negara bagian di wilayah Selatan dalam memperlakukan orang  � orang Negro telah bertentangan dengan prinsip � prinsip demokrasi. Rakyat  wilayah Utara tidak menginginkan orang Negro tetap menjadi budak tanpa  pendidikan, sebaliknya ingin memberikan hak � hak sebagai warga negara seperti  halnya orang � orang kulit putih.
Penunjang � penunjang  gerakan Abolisi Putih di wilayah Utara diantaranya terdiri dari ahli � ahli  politik seperti Lloyd Garrison, William Ellery Channing, disampimg itu pula  terdapat pengarang terkenal, misalnya James Pauding, James G. Bierny, Samuel  May, dan Beriah Green.
Lloyd Garrison dalam  menentang perbudakan yang terjadi di wilayah Selatan, mengatakan bahwa dalam  programnya menentang perbudakan bersumber pada Declaration of Independence. Perbudakan bertentangan dengan hukum �  hukum alam dan berlawanan dengan prinsip moral manusia. Peraturan � peraturan yang  dibuat oleh negara � negara bagian di Selatan jelas melindungi dan menjamin  perbudakan. Salah satu hasil karya Lloyd Garrison yang berjudul The Liberator diterbitkan pada tahun  1831. Fitzhugh menggunakan sistem "Laissez  Faire" dalam ekonomi politik yang sesuai dengan kehendak manusia dan  alam.Sistem persaingan bebas seperti yang terjadi di wilayah Utara lebih  menitikberatkan pada kepentingan individu dengan sistem perbudakan sebagai  suatu bentuk sosialisme yang terbaik sebab sosialisme menekankan pada  kepentingan negara untuk menjamin kebutuhan warganya.
James Fenimore Cooper,  salah seorang  pengarang terkenal di  wilayah Selatan, ikut juga menyumbangkan pendapatnya dalam memperkuat sistem  perbudakan. Ia mengemukakan pikirannya bahwa perbudakan tetap dipertahankan  sebagai sumber tenaga kerja didaerah perkebunan di wilayah Selatan. Mereka akan  dididik ke arah kemajuan, mengingat orang � orang Negro masih rendah  derajatnya.
Kegiatan dari gerakan  antiperbudakan sebenarnya sudah terjadi pada   pertengahan abad XVIII. Beberapa orang tokohnya antara lain Johns Wolman  dan Anthony Benezet masing �masing dari wilayah New Jersey dan  Philadelphia.setelah perang kemerdekaan dipelopori oleh kelompok Quaker,  gerakan Abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulai tersbar luas di wilayah  Utara. Sebelum 1800, orang � orang abolisi hitam Prince Hall, Benyamin  Banneker, Absolom Jenes dan Richard Allan mulai menyuarakan atiperbudakan dan  mendirikan The Free African Society of  Philadelphia. Pada masa itu belum terdapat suatu gerakan abolisi yang  terorganisasi dengan baik.
Beberapa orang tokoh  dari gerakan Abolisi Hitam diantaranya James G. H. Barbadoss, Robert Purvis,  James Mc, Grammel dan Frederick Douglass. Gerakan itu sangat aktif didalam  mengorganisasikan masyarakat Negrobangsa Amerika Serikat yang antiperbudakan.  Pusat dari gerakan Abolisi hitam terdapat didaerah Philadelphia, merupakan  organisasi yang bersifat lokal dan regional yang didirikan XIX. Dalam membantu  membebaskan para budak, pemimpin � pemimpin dari gerakan tersebut memerlukan  dana � dana (uang) yang diperoleh dari anggota � anggotanya.tokoh � tokoh  pembicara dari gerakan Abolisi hitam dalam mencari dukungan untuk kepentingan  menentang perbudakan dan emansipasi Negro melawat ke negara � negara Inggris,  Skotlandia, Prancis, dan Jerman. Mereka dapat dukungan dan sambutan baik dari  negara �negara tersebut. Kegiatan lain dari gerakan Abolisi hitam, misalnya  yang telah dirintis oleh Samoel Cornish telah menerbitkan surat kabar orang �  orang kulit hitam yang pertama, berjudul Freedom's  Journal pada tahun 1827.
Pemimpin � pemimpin  orang kulit putih maupun orang � orang kulit hitamdi wilayah Utara mendirikan  suatu gerakan Abolisi yang terorganisasi baik, terkenal dengan nama The Underground Railroad. Pada awal abad  XIX, gerakan ilegal ini terdapat didaerah Indiana, Illinois, Ohio, dan  Pennsylvania. Gerakan tersebut lebih aman di dalam melakukan kegiatannya  membantu melarikan budak � budak selalu pada waktu malam. Budak � budak didalam  usahanya untuk melarikan diri sering mengambil persediaan makanan milik  tuannya. Jika dirasakan penting, mereka menyamar. Ada diantaranya budak � budak  Mulatto yang menyammar sebagai orang kulit   putih dan kadang sebagai pemilik budak. Pada saat � saat yang kritis,  budak � budak menyamar sebagai pengasuh anak � anak dengan cara membawa bayi �  bayi kulit putih agar tidak dicurigai. Sering pula terdapat budak laki �laki  menyaar sebagai wanita dan sebaliknya.
Adapun tempat � tempat  pelarian para budak di antaranya terdapat di daerah � daerah Virginia,  Mississippi, dan Tenesse. Para pelarian yang menuju ke wilayah Utara sering  melewati pegunungan � pegunungan , sungai � sungai seperti Ohio atau sungai �  sungai yang lain. Gubernur Quitman dari negara bagian Mississippi menyatakan  bahwa selama periode 1800 � 1850, wilayah Selatan tercatat kehilangan seratus  ribu budak yang seharga tidak kurang dari tiga puluh juta dolar.
Reaksi orang � orang  Selatan dalam menghadapi gerakan The  Underground Railroad, diantaranya mulai dikeluarkan peritah � perintah  penangkapan terhadap tokoh � tokoh dan anggota � anggota gerakan tersebut yang  telah menyeludup ke wilayah Selatan. Hal ini terbuktibahwa dewan legislatif  negara bagian Georgia bersedia memberikan hadiah uang $ 40.000 kepada siapa  saja yang dapat menangkap Garrison (John Hope Franklin, 1958). Demikian pula  barang siapa dapat menangkap Arthur Tappan disediakan hadiah $ 20.000 oleh  daerah New Orleans. Negara bagian Carolina Selatsn memberikan $ 1.500 bagi  siapansaja yang dapat menangkp seseorang yang kedapatan menyebarkan buku The Liberator atau Appeal karangan David Walker.
Para pemimpin di Selatan  dalam usahanya menentang The Underground  Railroad sering melakukan pengejaran terhadap budak � budak yang telah  melarikan diri ke wilayah Utara. Ada diantaranya yang menyamar sebagai  pembicara antiperbudakan berhasil menyelidiki keadaan masyarakat Indiana dan  Ohio. Ia berhasil menemuian tempat persembunyian para  pelarian. Akhirnya pemilik � pemiliknya  meminta kembali budak � budak itu. Permintaan dari orang tersebut ditolak oleh  keputusan pengadilan setempat atas pertimbangan bahwa ia kedapatan berada  dilingkungan masyarakat yang menentang perbudakan dan daerah � daerah tersebut  telah membebaskan budak � budak.
Konflik di wilayah Utara  dan Selatan selain menyangkut masalah perbudakan juga berhubungan dengan  masalah hak � hak negara bagian. Menurut pandanganpara negarawan Utara, bentuk  pemerintahaan Utara harap tetap dipertahankan.. Artinya, tidak ada alasan apa  pun dari suatu negara bagian Amerika Serikat yang menginterprestasikan bahwab  bentuk pemerintahan federal bersifat sukarela. Siapa pun, dari negara manapun  yang tidak taat sesuai dengan konstitusi Amerika, bagi wilayah Utara, bentuk  pemerintahan federal Amerika merupakan sesuatu yang sudah final, tidak dapat  diganggu gugat.
Masalah penafsiran hak  negara bagian dalam konteks Amerika telah terjadi sejak lama antara Golongan  Federal yang dipimpin oleh Alexander Hamilton dari negara bagian New Jersey,  dari Golongan Anti-Federal yang dipimpin oleh Thomas Jefferson dan William  Randolp dari Virginia. Bagi Hamilton, Perserikatan atau Union itu merupakan  hasil final bagi bentuk pemerintahan Republik Federal Amerika. Sebaliknya,  Thomas Jefferson berkeyakinan bahwa Perserikatan itu merupakan hal yang  bersifat sukarela antara negara � negara bagian yang berdaulat dan konstitusi  merupakan hasil paduan sukarela dari negara � negara bagian tersebut. Pada  hakekatnya, akut dan khawatir pihak Selatan terhadap Interferensi Utara dalam  masalah perbudakan.namun, pendapat dari tokoh � tokoh Selatan ditentang oleh  orang � orang dari pihak Utara. Sosok menteri Keuangan  Alexander Hamilton dari kubu Federalis (wilayah Utara) dengan Menteri Luar  Negeri Thomas Jefferson dari kubu demokrat (wilayah Selatan).
Pertentangan mengenai  hak � hak negara bagian muncul kembali ketika menjelang meletusnya Perang  Saudara (1861 � 1865). Bagi Selatan jika kepentingan dari suatu negara bagian  terabaikan, tidak terpenuhi, merasa dirugikan, mereka bisa saja keluar dari  negara Federal Amerika. Pemerintahan federal harus menghormati adanya suatu  undang � undang yang berlaku di negara � negara bagian, meskipin dalam  pandangan pemerintah federal hal itu dianggap bertentangan dengan konstitusi.  Setiap negara bagian mempunyai hak otonomi untuk mengatur urusan pemerintah  sendiri. Pemerintah federal khusus hanya menangani mengenai urusan � urusan  politik luar negeri, membuat mata uang, dan   mengatur sistem pertahanan.konflik antara Utara dan Selatan telah lama  terjadi sejak Amerika menyatakan kemerdekaannya. Konflik itu tampak pada  keinginan Golongan Federal dan Anti � Federal mengenai bentuk pemerintahan.
3.      Peran  Presiden Abraham Lincoln
Abraham Lincoln terkenal  sebagai sosok yang antiperbudakan. Ia berasal dari Partai Republik, sebagai  partai baru setelah mengalami berbagai perubahan, terpilih sebagai anggota  badan legislatif di wilayah Illinois. Pada awal tahun 1860, ia pernah berdebat  dengan senator Douglass dari negara bagian Virginia yang cenderung menyetujui  perbudakan, bahwa perbudakan jelas bertentangan dengan makna konstitusi dan  demokrasi. Ia menyerukan pada Pemerintah Federal dan Kongres harus mengalahkan  kaum Kolonis dan pembesar � pembesar setempat yang menghendaki pemisahan.
Berkat karier politiknya  yang sangat mananjak, ia dicalonkan oleh Partai Republik sebagai calon presiden  bersama Douglass. Kubu partai Demokrat mencalonkan Thomas Bell dan Buckinridge.  Dalam pemilihan presiden pada akhir 1860, Lincoln terpilih menjadi presiden  Amerika. Setelah Lincoln menempati Gedung Putih pada Maret 1861, dengan berani  presiden tersebut menyatakan anti terhadap perbudakan dan bersumpah demi  mempertahankan Persatuan dalam kerangka Negara Federal Republik Amerika.
Pada masa Lincoln,  meletus Perang Saudara, ketika pada 4 Februari 1861 wilayah menyatakan keluar dari  negara Federal membentuk Pemerintahan Konfederasi dengan memilih Presiden  Jefferson Davis, dan negara bagian Virginia ditetapkan sebagai ibu kota  Konfederasi.
Negara � negara bagian  di wilayah selatan (negara konfederasi) pada 12 April 1861 menyerang po tentara  Amerika Serikat di benteng Fore Sumpter (Virginia). Peristiwa tersebut  merupakan sebab langsung meletusnya Perang Saudara di Amerika selama 4 tahun.  Peran Lincoln dalam Perang Saudara, selain ia dianggap sebagai tokoh, pelopor  pembebasan budak di Amerika, juga banyak disebut sebagai seorang negarawan yang  berhasil mempertahankan Negara Federal Amerika. Meskipun ia sendiri tewas  dibunuh oleh seorang aktor pengangguran dari simpatisan konfederasi, bernama  John Willkes Booth di Ford's Theater di Washington D.C pada 15 April 1865.
4.      Kekuatan  yang Mendukung Wilayah Utara dan Selatan
Ketika 11 Negara bagian di selatan  (Alabama, Arkansas, Florida, Georgia, Louisiana, Mississipi, Karolina Utara,  Karolina Selatan, Tennese, Texas, dan Virginia) menyatakan dirinya sebagai  negara � negara konfederasi, berarti tidak mengakui keberadaan Negara Federal.  Pernyataan konfederasia pada 4 Februari 1861 itu merupakan penggunaan dan  pukulan keras bagi kesatuan Amerika. Namun, wilayah Utara juga memiliki  keyakinan bahwa aksi militer yang dilakukan oleh pasukan � pasukan Federal  segera akan dengan cepat membuat pihak konfederasi bertekuk lutut.
Baik dalam jumlah penduduk maupun kekuatan  persenjataan, pihak Utara melebihi Selatan dengan perbandingan sekitar 3:1.  Jumlah negara bagian di Utara yang anti perbudakan tercatat 25 negara bagian  dengan jumlah penduduk sekitar 22 juta jiwa. Sementara, pihak Selatandidukung  oleh 11 negara bagian dengan jumlah penduduk 9 juta jiwa, 3,5 jiwa diantaranya  para budak merekalah yang menghasilkan makanan � makanan dan teksil yang paling  banyak bagi Selatan, dan mereka pulalah yang paling banyak mencangkul, menarik  gerobak, dan melakukan pembangunan bagi para tentara konfederasi. Suatu  hantaman telak kepada perbudakan akan melumpuhkan pertahanan Selatan dan akan  menarik ribuan kaum kulit hitam yang sudah dibebaskan ke Utara, mereka dapat  bekerja dan berjuang. Tidak hanya untuk kemerdekaan mereka sendiri, tetapi juga  untuk kepentingan Union.
Sementara kekuatan industri dan manufaktur  pihak Utara adalah 9 kali lebih besar daripada kapasitas yang dimiliki oleh  Selatan, yang mengandalkan perekonomian mereka berbasis pada sektor pertanian  dan perkebunan. Demekian pula pihak Utara juga memiliki infrastruktur yang  mendukung berupa jalan kereta api sepanjang kurang lebih ratusan mil dari Utara  sampai wilayah Selatan. 
Di wilayah timur, ada ibukota AS,  Washington, District of Columbia, dan ibukota Konfederasi di Richmond. Kedua  kota itu hanya berjarak 90 mil. Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi  ialah Robert E. Lee. Lee adalah jenderal yang genius dan banyak memenangkan  pertempuran, termasuk Pertempuran Bull  Run Pertana dan Pertempuran Bull Run  Kedua dan berhasil menekankan pasukan Uni mundur, hingga berhasil dihambat  oleh pasukan Uni dalam Pertempuran Antietam. Akan tetapi, Pertempuran  Gettysburglah yang merupakan titik balik perang ini. Pertempuran Gettysburg  banyak memakan korban jiwa, baik dari Uni dan Konfederasi, tetapi jumlah  pasukan Konfederasi lebiih sedikit jika dibandingkan pasukan Uni. Sehingga  jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak perang ini, Konfederasi hampir  tidak pernah lagi melancarkan serangan.  
Di wilayah barat, daerah Sungai Mississipi.  Di wilayah ini, pasukan Konfederasi banyak mengalami kekalahan. Pasukan Uni  yang dipimpin oleh Ulysses Grant (yang kemudian menjadi Presiden AS) banyak  memenangkan pertempuran di sini. Pasukan Uni menduduki hampir semua kota di  sungai Mississipi, namun konfederasi menjadi dua bagian dan membuka jalan  untuk  menyerang jantung pertahanan dari  Konfederasi.
Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah  jenderal terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian Timur.  Grant menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya  telah kalah banyak. Akhirnya, Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant pada  9 April 1865 di Gedung Pengadilan Appomattox, Virginia. Berbagai faktor  kemenangan pihak Utara diperoleh dari kekuatan militer dengan jumlah personel  yang lebih besar karena mempunyai jumlah penduduk sangat besar. Mereka berhasil  mengusai jalur perdagangan laut, memblokade semua pelabuhan yang berada di  Selatan, mengepung pantai Selatan, sehingga pihak Selatan mengalami kesulitan  untuk mencari bantuan keluar.
Seusai Perang Saudara, Presiden Lincoln  mempersiapkan pengembalian bentuk Federasi, membubarkan Konfederasi, serta  mengampuni sejumlah tokoh yang terlibat mempertahankan bentuk negara  Konfederasi. Enam hari seusai Perang Saudara, pada 15 April 1865, ketika ia di  tengah � tengah menikmati pertunjukan seni di Ford's Theater Ford, Washington  D.C , ia ditembak oleh John Wilkes Booth hingga tewas.
Pada akhir 1862, Pemerintah Federal  berhasil menggunakan prajurit � prajurit kulit hitam yang sebelumnya pada awal  1862 mulai mendaftar untuk menjadi prajurit tentara Union. Hasilnya sangat  menggembirakan. Mereka bersama � sama dengan pasukan Union terjun dalam kancah  perang besar. Keterlibatan pasukan � pasukan kulit hitam Utara sangat mendorong  ke arah proses pembebasan para budak Selata, merampas sumber yang berasal dari  Konfederasi dan menggunakan sumber itu untuk kepentingan Union, tidak hanya  untuk menggali lubang pertahanan dan menarik gerobak persediaan pangan seperti  yang biasa dilakukan orang kulit hitam di Selatan, tetapi juga membiarkan  mereka memakai seragam ketentaraan untuk berperang demi Union dan kemerdekaan.  Dalam berbagai pertempuran di seluruh wilayah Selatan selama 1864 � 1865,  pasukan � pasukan Negro menunjukkan keberanian dan ketetapan hatinya. Mereka  memperlihatkan kemampuan perang yang luar biasa. Tiga puluh resimen kulit hitam  bertempur di dalam barisan tentara Union yang membantu menghantam serangan nya  sehingga pasukan � pasukan Jenderal Lee menyerah. Pasukan Negrolah yang pertama  kali memasuki Charleston dan Richmond (ibukota Virginia) ketika kubu Selatan  itu jatuh pada akhir perang. Menjelang akhir perang, sekitar 180.000 laki �  laki kulit hitam, kebanyakan bekas budak, telah bertempur di Angkatan Laut.  Lebih dari 37.000 serdadu kulit hitam gugur di dalam mempertahankan Union dari  kemerdekaan. Pasukan kulit hitam berjumlah hampir 10% dari jumlah seluruh  angkatan bersenjata Union dan lebih banyak lagi di Angkatan Darat Utara dalam  tahuna terakhir yang menentukan itu. Prestasi tentara kulit hitam mendapatkan  kehormatan bagi bangsa mereka, membantu memastikan datangnya emansipasi, dan  membantu mendorong pihak Utara untuk memperjuangkan persamaan hak. Bantuan  Negro terhadap usaha perang pihak Union menciptakan suatu utang budi yang hanya  dapat dilunasi dengan memberikan rakyat kulit hitam hak menjadi warga negara  secara penuh.
5.    Akibat Perang Saudara
Perang  Saudara di Amerika yang berlangsung selama 4 tahun, membawa berbagai akibat  yang sangat merugikan bagi pemerintah Amerika Serikat. Peperangan berakibat  hilangnya sekitar 620.000 jiwa, hancurnya ekonomi bagian Selatan, demikian pula  rusaknya lingkungan alam selama perang terjadi.
Selama  perang berlangsung, paling tidak pasukan Federal kehilangan 364.511 prajurit  tewas, sedangkan pasukan Konfederasi kehilangan 133.821 prajurit tewas. Hal  ini, masih belum terhitung puluhan ribu pasukan yang hilang, berbagai bangunan  telah hancur, dan menelan kerugian jutaan dollar Amerika.
Akibat  perang, perbudakan dihapuskan selamanya di Amerika dan cita � cita Lincoln  tentang suatu negara yang bersatu telah tercapai. Akhir Perang Saudara  memunculkan berbagai gagasan untuk memperoleh kehidupan politik, sosial, dan  ekonomi, utamanya di wilayah Selatan. Setelah selesai perang, dalam sejarah  politik Amerika, negara terebut memasuki suatu era yang dinamakan Masa Rekonstruksi.
DAFTAR  PUSTAKA
IG. Krisnadi (2012), Sejarah Amerika Serikat, Yogyakarta :          Penerbit Ombak
John W. Chambers, II, ed. in chief (1999), The Oxford  Companion to American Military History, Oxford University Press.
Francis Whitney, ed.  Keith W. Olsen (2004), Garis Besar Sejarah Amerika, Deplu AS