PERANG SIPIL DI LAOS
Selasa, 26 Desember 2017
Edit
DIZI PAPILA PERTIWI/ 1505117029/ SAT/ A
Satu-  satunya partai politik yang diakui oleh negara Laos adalah Partai Revolusioner  Rakyat Laos (LPRP). Kepala Negara di Laos adalah seorang presiden yang  ditentukan oleh parlemen untuk masa jabatan 5 tahun.Kepala pemerintahannya  adalah seorang perdana mentri yang ditunjuk oleh presiden dengan persetujuan  dari parlemen. Kebijakan pemerintahan ditentukan oleh partai melalui 9 anggota  yang sangat berkuasa Poltibiro dan 49 anggota komite pusat. Keputusan  pemerintah yang penting ditentukan Dewan Menteri.
Laos  juga menganut konstitusi baru sejak tahun 1991. Pada tahun berikutnya, pemilu  diadakan untuk 85 kursi baru majelis nasional yang anggotanya dipilih secara  rahasia. Parlemen tunggal ini kemudian diperluas sejak pemilu 1997 menjadi 99  anggota , menyetujui semua hukum baru, meskipun presidenlah yang memegang  kekuasaan untuk mengeluarkan dekritt yang bersifat mengikat. Pemilu yang  terbaru dilaksanakan pada februari 2002 ketika majelis nasional diperluas  menjadi 109 anggota. Sisa-sisa dari kelompok etnis Hmong yang beraliansi dengan  Amerika Serikat ketika perang Vietnam terlibat dalam konflikn bersenjata dengan  rezim komusi Laos sejak 1975. Sehubungan dengan adanya beberapa laporan tentang  penyerahan diri Etnis Hmong di media internasional baru-baru ini. Konflik ini  sepertinya sudah mereda.
Sebagian  besar anggota etnis Hmong berbaur kembali dengan masyarakat secara damai, dan  sebagian dari mereka bahkan dilaporkan meraih posisi strategis di dalam pemerintahan  negara Laos. Sebelumnya Laos � AS sempat mengalami perang besar-besaran yakni  sekitaran selama dua dekade. Perang yang melibatkan  kelompok komunis Pathet Lao dan pemerintah kerajaan Laos ini terjadi selama dua  dekade (1954-1973)
            Harapan rakyat Laos untuk merasakan kemerdekaan sempat membuncah kala  Perjanjian Perancis-Laos  diteken di  Jenewa pada 1953. Nyatanya harapan itu lenyap seketika. Laos harus menghadapi  perang sipil. Dalam perjanjian itu, Laos memperoleh kemerdekaan dari Perancis dan  berhak memerintah  dengan sistem monarki  konstitusional. Akan tetapi persaingan antara kelompok komunis Pathet Lao  dengan pemerintah Kerajaan Lao justru meruncing. Keduanya berebut kekuasaan  hingga hampir dua dekade ke depan.Pathet Lao adalah gerakan nasionalis-komunis  yang berdiri pada 1950. Sebelum Perjanjian Jenewa diteken, Pathet Lao menyusun  gerakan bawah tanah untuk menggulingkan pemerintah kolonial Perancis yang  menjajah Laos sejak 1893.  Situasi  bertambah rumit dengan kehadiran pasukan Vietnam Utara di wilayah tenggara  Laos. Dalam Laos: War and Revolution (1970), Nina Adams dan Alfred McCoy  menuturkan bahwa kehadiran pasukan Vietnam Utara di Laos bertujuan memastikan  pasokan logistik dari Ho Chi Minh berlangsung lancar serta mendukung kelompok Pathet  Lao.Sebelumnya, pasukan Vietnam Utara melakukan upaya serupa untuk membantu  Front Pembebasan Nasional (NLF) ketika konflik di Vietnam meletus. Front  Pembebasan Nasional merupakan kelompok politik yang terdiri dari gerilyawan dan  tentara komunis semasa Perang Vietnam.
Monarki Laos bukannya tanpa sikap. Sejak tahun 1954, mereka sudah  berusaha menyingkirkan pengaruh militer dan ideologis Vietnam Utara. Terlepas  dari kesepakatan apa pun, Vietnam Utara tak berniat meninggalkan  sekutunya�termasuk Laos yang oleh Vietnam sudah dianggap saudara sedarah.Tak  ingin Laos terjerembab jauh dalam medan komunis, Amerika Serikat mengambil  langkah.CIA mulai menjalankan operasi rahasia dengan cara merekrut tiga puluh  ribu orang Laos yang kebanyakan berasal dari suku Hmong, Mien, dan Khmu.  Pelatihan tersebut dipimpin oleh Vang Pao, seorang jenderal Angkatan Darat  Kerajaan Lao. Bersama pasukan Thailand dan Kerajaan Lao, mereka berusaha  menyingkirkan Pathet Lao yang didukung Tentara Rakyat Vietnam (PAVN) dan Front  Pembebasan Nasional (NLF).Kendati kelompok komunis Pathet Lao dan Kerajaan Lao  adalah dua pemain utama perang sipil, AS dan Vietnam Utara pun saling unjuk  gigi menyokong jagoan masing-masing.
Pada 1973, inisiatif damai mulai dirintis lewat Kesepakatan Damai Paris.  Dalam kesepakatan itu, pihak Amerika Serikat harus menarik diri dari Laos,  sementara Vietnam Utara tidak diwajibkan menarik pasukannya. Antara 1974-1975,  situasi Laos relatif stabil. Namun, setelah Perdana Menteri Souvanna Phouma  diharuskan opname di Perancis akibat serangan jantung, gempa politik kembali  mengguncang Laos.Souvanna Phouma meninggalkan pemerintahannya yang dikuasai  birokrat korup. 
Melihat kondisi itu,  Souphanouvong (saudara kandung Souvanna Phouma yang pro-komunis) mengajukan  proposal "Rekonstruksi Nasional" yang terdiri dari atas pemilihan umum bebas,  penegakan demokrasi, penghormatan terhadap agama, serta kebijakan ekonomi yang  konstruktif.Di ibukota Vientiane demonstrasi besar pun pecah memprotes kerajaan  dan kubu pendukungnya serta menuntut reformasi politik. Perlahan-lahan kelompok Pathet Lao mulai menduduki ibukota dan terus  melancarkan tuntutan perubahan. Demi mencegah kerusuhan massa, Souvanna Phouma  memberikan instruksi Pathet Lao tak perlu dilawan serta mempercayakan perubahan  Souphanouvong yang lebih moderat.Akhirnya kesepakatan diraih. Raja Savana  Vatthana setuju untuk menyerahkan tampuk pemerintahan kepada kelompok komunis.  Dengan demikian, kemenangan Pathet Lao meneruskan kemenangan kelompok komunis  lainnya di kawasan Indocina (Kamboja dan Vietnam)
Pathet Lao (yang kemudian berganti nama jadi Front Rakyat Lao)  mencanangkan reformasi menyeluruh di segala bidang. Mereka mengubah bentuk  pemerintahan dari monarki konstitusional ke republik, kemudian mengganti nama  negara menjadi Republik Demokratik Rakyat Laos dengan Partai Revolusioner  Rakyat Laos (LPRP) sebagai partai politik tunggal. Ekonomi ditata secara  sosialis.
Selain itu Pathet Lao memutuskan hubungan ekonomi dengan semua negara  tetangga, termasuk Cina di dalamnya dan   menandatangani perjanjian bersama Hanoi. Perjanjian tersebut  memungkinkan Vietnam menempatkan penasihat di jajaran pemerintahan dan mengirim  pasukan militer ke dalam teritori Laos. Selama beberapa tahun, intervensi  Vietnam terhadap Laos terbilang signifikan. Akibat konflik  berkepanjangan, Laos tak punya kesempatan untuk membangun infrastruktur ekonomi  dan politik seperti halnya sebelum Perang Sipil. Perang Sipil sendiri telah  menguras kas negara untuk membiayai operasional perang hingga merehabilitasi  fasilitas umum.Selama Perang Sipil berlangsung, jumlah korban diperkirakan  menyentuh angka 200.000 jiwa.
Keterlibatan CIA dan Operasi Paramiliter.
Fokus kebijakan pertahanan AS di Asia Tenggara pada tahun 1960an adalah  melawan komunisme. Pemerintahan Presiden Dwight Eisenhower sangat  memprioritaskan kebijakan tersebut, sampai-sampai saat terjadi pergantian  presiden ke John F. Kennedy, ia berpesan agar kebijakan itu diteruskan
Keterlibatan komunis dalam Perang Sipil Laos memicu CIA untuk  meluncurkan sebuah operasi di bawah komandonya secara langsung. Selama lebih  dari 13 tahun, CIA mengarahkan paramiliter lokal yang berasal dari suku Hmong  untuk melawan Pathet Lao beserta sekutunya dengan menyediakan pelatihan maupun  persenjataan. Tujuannya satu: mencegah Laos jatuh ke tangan komunis.Dengan  merekrut etnis Hmong, CIA bertujuan melancarkan serangan gerilya; muncul dari  hutan lalu menyerang kelompok komunis. Setelah beberapa keberhasilan diraih,  Amerika mengubah rencana dengan melibatkan etnis Hmong dalam perang yang lebih  konvensional. Menurut Kepala CIA di Laos Ted Shackley, perubahan peran Hmong  bertujuan memaksa tentara Vietnam mengirimkan lebih banyak pasukan ke Laos.  Dengan begitu, kekuatan tempur Vietnam Utara di kawasannya sendiri akan  berkurang, mengingat Amerika Serikat juga melakukan operasi di sana.
Pada 1970, puluhan ribu personel paramiliter yang didukung CIA akhirnya  diturunkan. Mereka mulai menekan Pathet Lao di jalur utara dan Vietnam di  selatan. Besarnya operasi AS bisa dilihat dari anggaran 3,1 miliar dolar per tahun  untuk wilayah Laos saja. Jumlah bom yang dijatuhkan AS di Laos pun mengalahkan  jumlah bom yang dijatuhkan di Jerman dan Jepang saat Perang Dunia II. Ketika  kampanye militer AS  berakhir pada 1973,  sepersepuluh populasi Laos.
Bocornya Teknik Mata-mata CIA di Perangkat Teknologi
Namun, CIA tetap bangga dengan pencapaiannya di Laos. Direktur Pusat  Intelijen (DCI) Richards Helms mengatakan bahwa CIA telah melakukan pekerjaan  luar biasa yang dihasilkan dari tenaga kerja berkualitas tinggi dan di tengah  kondisi serba sulit dan berbahaya. Menurut Richard, operasi di Laos adalah  "operasi besar untuk CIA."
Dalam A Great Place to Have a War (2017), Joshua Kurlantzick  menggambarkan Laos sebagai desa berlumpur dengan sebagian besar penduduk yang  mencari nafkah dari bercocok tanam. Walaupun demikian, para pemimpin Amerika  melihat Laos sebagai benteng pertahanan. Atau dalam definisi Kurlantzick  "sebuah negara di mana Amerika Serikat dapat membangun pagar untuk mencegah  penyebaran komunisme dari China, Vietnam, lalu ke Thailand, India, dan  sekitarnya."
Perang Sipil Laos juga mengubah pola-pola operasi CIA, dari badan  spionase menjadi kekuatan paramiliter yang mampu merekrut suku-suku setempat,  menyediakan logistik, mempersenjatai pasukan, hingga melakukan pertempuran  dengan kelompok komunis Pathet Lao. Kurlantzick menyatakan bahwa semenjak  terlibat konflik di Laos, orientasi CIA perlahan bergeser ke operasi  paramiliter. Setelah serangan teroris pada September 2001, CIA kembali  mengintensifkan "Metode Laos".
Tak hanya itu, CIA pun melakukan segala upaya untuk mengaburkan  keterlibatan pemerintah AS dalam operasi militer di Laos. Para petinggi CIA  berdalih bahwa Perang Sipil merupakan urusan internal Laos dan Amerika tak ikut  campur. Namun tak bisa ditampik bahwa Perang Sipil di Laos merupakan operasi  rahasia terbesar AS sebelum perang di Afghanistan pada 2001. Laos merupakan momentum faktual bagi AS. Setelahnya, AS kerap  melanjutkan operasi dengan gaya serupa di kawasan Amerika Tengah dan Timur  Tengah. Bagi AS, penggunaan operasi semacam ini dapat meminimalisir korban  warga Amerika  dan melindunginya  dari  investigasi yang sewaktu-waktu bisa  dilakukan Kongres. Kendati Pathet Lao menang, CIA memandang operasi di Laos  sebagai keberhasilan. Namun, bagi Laos, Perang Sipil selama dua dekade menyisakan luka yang  tak kunng sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Usep Ranawijaya, SH.Konstitusi Laos.october 27, 2008.
http : // id. m. Wikipedia. org
            http : // www.  lone;yplanet. com
htttp : // portal � ilmu. com
https:// brainly. co. id