PERUBAHAN- PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Sabtu, 18 Juni 2016
Edit
Titin sumarni/PIS
Masyarakat senantiasa mengalami perkembangan dan  perubahan sosial. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga  kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,  termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola-pola perikelakuan diantara  kelompok-kelompok masyarakat dalam masyarakat. Perubahan sosial dilihat dari  waktu yang diperlukan, yaitu Evolusi yaitu perubahan secara lambat dan  memerlukan waktu yang lama, Revolusi perubahan secara cepat dan mendalam, serta  involusi yaitu suatu bentuk perubahan yang mirip dengan "jalan di tempat" (maju  tidak, mundurpun tidak). 
Perubahan sosial dapat disebabkan oleh bertambahnya  ilmu, pengetahuan, tekhnologi, peristiwa perang atau bencana alam. Sebagai  contoh, bangsa Jepang yang mengalami perubahan cepat setelah melakukan  pembaharuan (restorasi) dibidang ilmu pengetahuan. Bangsa Irak mengalami  kemunduran disegala bidang kehidupan setelah mengalami banyak peperangan.
Sedangkan  perubahan sosial dalam hubungan sosial dapat dibedakan menjadi :
1.  Perubahan relasi sosial formal, yaitu perubahan interaksi individu didalam  kelompok formal antara individu dengan individu diluar kelompoknya ataupun  hubungan-hubungan lainnya secara resmi. Contoh aktivitas dalam kegiatan  organisasi.
2.  Perubahan relasi sosial informal, yaitu perubahan interelasi di dalam  kegiatan-kegiatan informal. Contoh jika zaman dahulu orang membantu orang lain  karena gotong royong, sekarang karena ingin mendapat upah.
3.  Perubahan relasi sosial dalam rumah tangga, yaitu perubahan yang terjadi dalam  anggota keluarga seperti berkumpul dengan keluarga setiap hari.
Perubahan sosial akan menimbulkan dampak sosial,  dampak sosial ini ada yang bersifat negatif ada yang bersifat positif. Dampak  sosial yang bersifat negatif maka akan menimbulkan masalah-masalah sosial.
Berikut  akan diuraikan penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan masyarakat  Indonesia.
1.  Masalah Ekonomi
Kegiatan ekonomi manusia ditujukan untuk pemenuhan  kebutuhan hidup manusia. Sosiologi memandang aktivitas ekonomi manusia sebagai  aktivitas manusia dalam mempertahankan hidup. Aktivitas ini akan mendorong  terjadinya perubahan-perubahan sosial, dan perubahan sosial ini akan menyentuh  perubahan tata nilai, norma, pola interaksi dan relasi sosial. Terdapat empat  faktor penting didalam interaksi sosial ekonomi yang memiliki pengaruh cukup  dominan pada perubahan sosial ekonomi, yaitu tanah, tenaga kerja, kapital dan  managemen.
Kajian masalah-masalah sosial yang terjadi akibat  perubahan sosial yang diakibatkan oleh kehidupan ekonomi manusia contohnya  adalah:
�           perubahan pengusaan dan pemanfataan  tanah
�           industrialisasi dan pengaruh yang  ditimbulkannya
�           perubahan profesi dan perubahan  peranannya Contoh : Stratifikasi dari sudut pandang Ekonomi adanya golongan  pengusaha, buruh, pemegang modal dan pekerja.
Dalam pandangan ilmu sosiologi, manusia adalah  mahluk sosial yang senantiasa berinteraksi. Sangatlah mustahil jika ada seorang  manusia yang tidak melakukan interaksi dengan manusia yang lainnya. Kenapa  demikian ? karena manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seorang diri  tanpa bantuan dari orang lain.
Masalah ekonomi seringkali berimbas pada masalah  sosial. Namun dalam pandangan sosiologis, aktivitas manusia dalam kegiatan  ekonomi, ditujukan hanyalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekarang, mari  perhatikan kegiatan di Pasar tradisional. Setiap orang yang datang ke pasar  tersebut, memiliki kepentingan yang berbeda dan kebutuhan yang berbeda-beda pula.
Status  sosial individu seringpula ditentukan aktivitas individu tersebut dalam  ekonomi. Sebagai contoh para pengusaha, pemegang modal, dan tuan tanah  misalnya, menduduki status sosial golongan kelas atas. Para pegawai kantor,  tenaga kerja profesional dan guru, masuk kedalam golongan kelas menengah. Buruh  dan para tenaga non profersional, masuk kedalam golongan kelas bawah. Sosiologi  memandang pengkotakan status sosial tersebut, dikarenakan peranan dan  fungsinya. Perbedaan peranan ini artinya masing-masing kelompok harus saling  bersandar, saling mengisi dan saling membutuhkan.Namun demikian, masalah  ekonomi ini tetap menimbulkan potensi masalah-masalah sosial, seperti adanya  masyarakat urban, masyarakat kumuh, masyarakat metropolis dan masyarakat  tertinggal.
2.  Masalah Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)
Masalah SARA ini merupakan masalah yang paling  banyak muncul di Indonesia, hal ini dikarenakan kemajemukan masyarakat  Indonesia. Perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan di masyrakat Indonesia,  bukan menunjuk pada perbedaan fisik semata tetapi berkembang pada perbedaan  ideologi sebagai identitas masing � masing kelompok tersebut. Sejarah umat  manusia mencatat SARA ini memainkan peranan penting sekaligus dramatis dalam  percaturan masyarakat Indonesia.Dalam pandangan sosiologi perbedaan SARA ini  dianggap sebagai pembedaan yang menunjukan keanekaragaman kelompok sosial, yang  terbentuk karena faktor keturunan atau latar belakang sejarah dan geografis. 
Dalam kenyataannya masalah SARA ini banyak dijadikan  untuk kepentingan politik atau kekuasaan sekolompok orang. Padahal pembedaan  SARA tidak menunjukan pembedaan tinggi rendahnya sebuah kelompok sosial. SARA  ini adalah kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk saling mengisi dan menguatkan,  walaupun perbedaan SARA ini memiliki potensi konflik.Sebagai sebuah ilmu  pengetahuan, maka sosiologi memiliki peranan dalam membantu memecahkan  masalah-masalah sosial yang terjadi masyarakat. Melalui kajian-kajian dan  penelitianpenelitian sosiologi akan mendapatkan gambaran mengenai mengenai  realitas masyarakat yang sesungguhnya dari sudut keilmuan. Setelah mendapatkan  kebenaran tersebut, kajian sosiologis akan berusaha menemukan hubungan  kausalitas antara gejala sosial, perubahan sosial dan dampak sosial.Penelitian  sosial bertujuan untuk menemukan peristiwa dan makna peristiwa tersebut bagi  para pelakunya, bukan untuk menguji gagasan hipotesis yang sebelumnya telah  dirumuskan (seperti dalam penelitian objektif). Generalisasi dari kasus-kasus  individual akan menghasilkan ciri-ciri esensial yang sama dengan  pengalaman-pengalaman atau tindakan-tindakan individu. Karena untuk memahami  mengapa seseorang berprilaku kita harus memahami bagaimana ia menafsirkan  perilaku tersebut dan alternatif apa yang terbuka baginya, artinya kita  menggunakan sudut pandang individu pelaku tersebut.
Studi  kasus sering digunakan, dalam penelitian sosial. Sebagai suatu metode  penelitian kualitatif studi kasus memiliki banyak keuntungan. Yaitu diantaranya  sebagai berikut :
�  Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan  pandangan sunjek yang diteliti.
�  Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti  dengan respoden. (Lincoln dan Guba, hal 359 � 360, 1985)
Peranan sosiologi secara garis besar dapat  disimpulkan bahwa sosiologi dapat membantu masyarakat untuk menciptakan kondisi  masyarakat yang harmonis. Keharmonisan inilah yang akan mendukung masyarakat  untuk mencapai tujuan-tujuannya
Daftar  Pustaka
Bernard Raho, Teori Sosioligi Modern. Jakarta:  Prestasi Pustaka Publisher.2007.
Elly M Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi.  Jakarta: Prenada Media.2011.
Hoston, B. Paul dan Chester L. Hunt. Sosiologi.  Jakarta: Erlangga.
Lawang, Robert, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Jakarta:Universitas  Terbuka 1994.
Nasir, Nasrullah, Teori-teori Sosiologi, Bandung: Widya  Padjadjaran, 2009.