AKULTURASI MERUPAKAN AWAL DARI ASIMILASI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Sabtu, 18 Juni 2016
Edit
Titin Sumarni/PIS
Akulturasi adalah suatu proses sosial  yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu  dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu  lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan  hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi merupakan sebuah istilah  dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat)  kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang  menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga  nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau  lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan  mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti  mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor  kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku.
Akulturasi budaya dapat terjadi karena  keterbukaan suatu komunitas masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang  mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain.  Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan  
"perkawinan" dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.
"perkawinan" dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.
Contoh-contoh dari hasil akulturasi  budaya sangat beraneka ragam. Dalam bidang kesenian, arsitektur, agama dan  lain-lain.
1. Bentuk bangunan Masjid Sunan Kudus adalah salah satu akulturasi antara  Hindu-Islam.
2.  Candi-candi di Indonesia sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia  dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya  bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum  yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Candi  Borobudur merupakan wujud dari akulturasi antara agama Hindu-Budha di Indonesia.
3. Bangunan rumah di daerah Kota, Jakarta Utara dan Juga Museum Fatahillah  Jakarta   merupakan wujud akulturasi dari  kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia.  Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri  atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan  sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah  tanah yang dipakai sebagai penjara.
4. Selain dalam bidang arsitektur, akulturasi budaya juga berpengaruh  dalam bidang kesenian. Cabang seni rupa yang berkembang adalah seni ukir dan  seni lukis. Pola-pola hiasannya meniru zaman pra-islam, seperti daun-daunan,  bunga-bungaan, bukit-bukit karang, pemandangan, garis-garis geometri, kepala kijang,  dan ular naga. Contoh, masjid yang di hias dengan ukiran adalah masjid  Mantingan, dekat jepara yang terdapat lukisan kera, ukiran gapura di candi  Bentar di Tembayat, Klaten, yang dibuat pada masa Sultan Agung pada tahun 1633,  dan gapura Sendang Duwur di Tuban. Pada zaman islam juga berkembang seni rupa  yang disebut kaligrafi, yaitu seni menulis indah .
5. Kesusastraan pada zaman islam banyak berkembang di daerah sekitar  selat malaka (daerah melayu) dan jawa. Kebanyakan karya sastra pada zaman islam  yang sampai pada kita sekarang ini telah berubah dalam bentuknya yang baru,  baik bahasa maupun susunannya. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman  itu berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman,  dan Hikayat 1001 malam (alif laila wa laila).
6. Perwayangan di daerah jawa dan sekitarnya yang mengangkat cerita  Ramayana dan Mahabarata merupakan wujud akulturasi kebudayaan antara  Hindu-Budha di bidang kesenian.
7. Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah  Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota.  Perbedaan tempat tinggal menyebabkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain  itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari  yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta  tari cokek, lenong, dangambang kromong.
8. Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap  bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab,  bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab  gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi  tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di samping  itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan  sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang.
9. Alat musik Tanjidor selain mendapat pengaruh dari budaya Cina,  kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor,  misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal  Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup  Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk  memeriahkan pesta.
10. Orkes Gambus. Budaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh  kuat dalam khasanah Betawi, hal ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero  Jakarta terdapat puluhan grup orkes gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di  acara pesta perkawinan untuk mengiringi para penyanyi gambus baik laki maupun  perempuan. Mereka biasanya membawakan lagu-lagu gambus dengan lirik religius  maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab.
11. Wayang Betawi. Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi  dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih  tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat.  Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi  campur Sunda. Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang  Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang  Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil  lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi  Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).
12. Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa  macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup  kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan  sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar  kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di  depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg  menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses  asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian  yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan  celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian  pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan  rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah  (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh  kebudayaan Arab.
13. Tari Kcak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada  tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan  oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar  dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan,  menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.  Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang  penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan  Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada  masyarakat. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain  kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari  itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti  Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari  ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya  digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan  tokoh-tokoh Ramayana. Ini merupakan akulturasi kebudayaan Hindu-Budha di  Indonesia.
Daftar Pustaka
Bernard Raho, Teori Sosioligi  Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.2007.
Budhisantoso,S,1997,Pembangunan nasional indonesia dengan berbagai persoalaan budaya dalam  masyarakat majemuk,Dalam:E.K.M.
Hoston, B. Paul dan Chester L.  Hunt. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Kamus Bewar  Bahasa Indonesia (KUBI),2001.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Koentjaraningrat,1958.metode-metode antropologi dalam  penyelidikan-peyelidikan masyarakat dan kebudayaan di indonesia,Jakarta.